Sabtu, 11 September 2010

PROTES DALAM KARYA GAYA WAN RENGGO

siapa yang tidak tau Wawan renggo?, Dia adalah aktivis budaya di kabupaten subang yang sempat menjadi perhatian publik lewat kritik-kritik pedasnya terhadap elite politik di subang, yang berujung pada pemukulan puluhan orang terhadap dirinya saat orasi budaya di siaran salah satu radio di kabupaten subang karena lewat kritiknya Dia dituduh (sampai sekarang tuduhan yang ditujukan padanya tidak terbukti), memojokan pejabat-pejabat tertentu pada agustus 2008 lalu.terlepas dari itu, selain terkenal dengan protes-protes kerasnya pada elite politik disubang yang tidak amanah pada rakya. wan renggo (nama panggilan) juga adalah satu-satunya budayawan di subang yang paling giat menyuarakan protesnya terhadap jati diri kesundaan orang sunda. "Kiwari, loba urang Sunda nu geus teu nerapkeun basa indungna di kulawargana dina kahirupan sapopoe. Leuwih kacida deui, loba nu ngaku budayawan Sunda tapi anak-incuna rea teu bisa ngomong Nyunda. Kumaha tah dulur?". begitu tuturnya saat diskusi kecil yang dia adakan di padepokannya. wan renggo juga dikenal sebagai sutradara, aktor, sekaligus penulis naskah teater. keterlibatan berkarya dengan empu teater modern indonesia Suyatna anirun di STB.cukup untuk membuktikan eksistensinya dalam berteater. dikenal pula sebaigai penyair garis keras, lewat protes dalam puisi. berikut adalah penggalan puisinya,"Kawan, Kau boleh rampok gunung kami, Kau boleh rampok hutan kami, Kau boleh rampok tanah kami, Kau boleh rampok sawah-ladang kami, Kau boleh rampok sungai kami Kau boleh rampok laut kami Kau boleh rampok uang kami Kau boleh rampok apapun,kecuali idealisme kami."


1 komentar: